Iskandar : Kedepan kita berharap dukungan pemerintah daerah 

Haba Aceh115 Dilihat

Haba Koeta Radja co id. Banda Aceh – Ketua Panitia Haul Sultan Iskandar Muda ke – 388 , Iskandar mengucapkan banyak terimakasih untuk para donatur dalam hal ini Pemko Banda Aceh, Balai Pelestarian Kebudayaan, Universitas Ubudiyah, Politeknik Aceh, BSI, BAS, LKMS Mahirah Muamalah, Hotel Kiryad Muraya, Hotel Hermes, Hotel Seventeen dan Hotel Grand Arabia, yang telah mensupport kegiatan ini sehingga bisa berjalan pada hari yang berbahagia ini

“Terimakasih untuk panitia yang telah bekerja sebaik mungkin dengan persiapan 4 hari kegiatan ini berlangsung sukses tanpa kendala apapun,” kata Iskandar, Minggu 29/12/24.

Iskandar menambahkan kegiatan Haul Iskandar Muda merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh Para Komunitas yang peduli terhadap Sejarah Aceh sejak tahun 2012 berarti sudah 12 tahun berjalan, dan Haul ke 388 Sultan Iskandar Muda dan 20 tahun Pasca Tsunami Aceh Bangkit, dilaksanakan oleh Satgas Percepatan Pembangunan Aceh.

Ketua panitia Haul SIM ke – 388 menjelaskan dimana maksud dan tujuan pelaksanaan Haul Iskandar Muda ialah untuk mengenang perjalanan sejarah Kerajaan  Aceh dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam, dimana saat itu Aceh mencapai puncak keemasan selain Wilayah Kerajaan Aceh yang luas meliputi Aceh, Sumatra bagian Timur Siak sampai ke semenanjung Malaysia. selain itu Kerajaan Aceh juga dikenal sebagai Pusat Peradaban Islam di Asia tenggara.

“Tentu hal ini kita harapkan menjadi spirit generasi dan pemimpin sekarang untuk membawa Aceh kearah kemajuan dan kesejahteraan kedepan,” kata Iskandar.

Ia menambahkan peringatan ini juga untuk menanam pada diri kita agar jangan sekali kali melupakan sejarah, karena sejarah itu merupakan pondasi untuk bergerak kemasa depan yang lebih baik. Karena didalam sejarah itu mencatat dan memberikan gambaran tentang perjalanan maupun peradaban suatu bangsa.

“Disejarah itu akan tercatat masa mass keemasan, masa masa kemunduran, masa masa suram yang penuh gejolak hal itu tergambarkan semuanya. Begitu juga perjalanan Bangsa Aceh mulai jaman keemasan era abad ke 16, kemudian jaman Kepemimpinan Sultanah, serta masa masa kemunduran sejak penyerangan belanda tahun 1873 sampai 1904, masa penjajahan sampai tahun 1945, masa kemerdekaan, masa revolusi sosial Perang Cumbok, DI/TII, masa pemberontakan 1976 SD 2006, masa musibah Tsunami,” ungkapnya.

“Ini perjalanan sejarah yang cukup berliku dan sangat fluktuasi dalam kehidupan masyarakat Aceh. ini penting agar kita tidak terperosok kembali kepada sejarah masa suram, kalau kita melupakan sejarah terutama sejarah masa suram, tidak mustahil sejarah itu akan muncul kembali dengan versi dan bentuk yang lain yang pada hakikatnya sama dengan apa yang pernah dirasakan oleh Bangsa Aceh. oleh karena itu generasi muda di Aceh harus tahu sejarah, karena sejarah itu menunjukkan identitas diri kita, identitas bangsa kita tahu siapa Indatu kita dan sejarah itu akan membangkitkan dan  mempererat persatuan dan kesatuan kita,” tambahnya.

“Oleh karena itu kedepan kami sangat mengharapkan dukungan terutama dari Pemerintah baik Pemerintah Aceh maupun Kabupaten/Kota untuk mengajarkan pelajaran sejarah Aceh bagi Para Siswa agar mereka bisa lebih mengenal dan sehingga cinta kepada tanah Indatu nya, kemudian mari kita jaga heritage sejarah sehingga tidak rusak, hilang dan punah karena itu bagian dari peninggalan sejarah yang tidak akan tergantikan baik itu yang tangible maupun intangible begitu juga dengan adat dan budaya terus kita rawat karena ini identitas Bangsa kita, Adat ngen hukum lagee zat dan sifat. Matee Aneuk meupat jerat gadeh adat Pat tamita,”tutup Iskandar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *