Calon Wakil Gubernur Aceh dari Perempuan , Why Not?

Opini94 Dilihat

Oleh : Vanda Luvanzig

 

 

 

Haba Koeta Radja co id. Banda Aceh –  Kesetaraan Gender saat ini masih menjadi polemik disebabkan karena belenggu Budaya Patriarki yang melekat di masyarakat. Sehingga sering kali, perempuan dianggap rendah bahwa tugas perempuan hanya sekadar pekerjaan domestik. Sehingga, jika untuk masuk ke dalam ranah kepemimpinan, perempuan dipandang sebelah mata dan akan membawa dampak yang negatif terhadap masyarakat.

Di masa sekarang, perempuan tidak lagi menjadi kaum terbelakang dengan stereotip-stereotip lama yang mengekang. Sebagai contoh, perempuan yang dulu identik dengan tiga hal yaitu: dapur, sumur, dan kasur. Dari tahun ke tahun kesenjangan peran antara perempuan dan laki-laki perlahan ditinggalkan.

Dan ini telah dibuktikan perempuan Indonesia telah mengambil peran penting dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan sosial budaya.. Mereka adalah pilar utama dalam membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan.

Bicara pemimpin di dunia politik perempuan mempunyai peran yang sama dengan laki – laki dan perempuan juga mempunyai jiwa kepimpinan yang tak kalahnya dengan kaum Adam , disini perempuan di uji untuk berani mengambil peran tersebut , peran dimana perempuan juga sanggup menjadi pemimpin.

Jelang Pilkada Aceh , terutama untuk calon gubernur dan wakil gubernur sudah mulai menguat nama nama tokoh Aceh yang mendaftar di partai – partai politik , diantara nama nama yang mendaftar sampai saat ini muncul nama sosok perempuan dari kalangan akademisi sekaligus entrepreneur, yaitu: Prof. Adjunct. Dr. Marniati, SE,M.Kes, yang mendaftar sebagai Bacalon wakil gubernur Aceh.

Keberanian Prof. Adjunct. Dr. Marniati,SE,M.Kes, mendaftar.sebsgai Bacalon wakil gubernur Aceh patut diacungi jempol dan diberikan apresiasi , beliau berani mengambil peran itu dan membuktikan perempuan juga bisa berbuat banyak dalam membangun daerahnya.

Kehadiran sosok perempuan sebagai wakil gubernur di Aceh sangat di dambakan masyarakat Aceh , terutama kaum perempuan yang secara langsung terwakili aspirasinya , ini menjadi senjata pamungkas kalau terjadi pasangan laki – laki dan perempuan dalam memenangkan pilkada di Aceh.

Seperti kita ketahui suara perempuan itu pasti dan komit apalagi dengan kehadiran sosok perempuan  sebagai kontestanya dan ini membuat kaum perempuan lebih percaya diri untuk memberikan suaranya kepada pasangan ini dengan begitu pasangan laki dan perempuan menjadi modal kuat untuk mendapatkan suara terbanyak.

Sejarah mencatat bahwa banyak pemimpin hebat di dunia yang tidak berasal dari kaum laki-laki. Kita pasti kenal yang namanya Cleopatra, Corie Aquino, Margareth Theacher, Benazir Butho, dan jauh lebih hebat lagi yaitu Ratu Balqis yang bisa membawa kemakmuran bagi negaranya sehingga hampir menandingi kerajaan Nabi Sulaiman AS. Kehebatan Ratu Balqis telah diabadikan di dalam al-Qur’an. (baca: al-An’am: 23-44).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *